Kamis, 08 September 2011

A little thing I can do to my hometown

Satu diantara beberapa hal yang berkesan selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1432 H di kota Padang yaitu saya diberi kesempatan untuk menyampaikan materi di salah satu mesjid yang ada di kota Padang. Materi itu bertemakan tentang kesehatan dan lingkungan. Kenapa hal ini berkesan, karena saya menyampaikan nya di hadapan para peserta didik dari tingkat SD hingga SMA. Selain itu, mereka pun begitu antusias mendengar materi yang saya sampaikan. Terbukti dari banyak nya mereka yang berinisiatif untuk bertanya, menjawab pertanyaan saya, dan berdiskusi ketika saya memberikan suatu case kepada mereka. I feel that what I had learned since one year is not useless, it becomes useful since I've taught them. Ya, mungkin cuma hal kecil itu yang bisa saya share ke mereka , dan terlebih lagi saya melakukannya di kampung halaman saya, di Padang.
Semoga saja, saat Ramadhan tahun depan, saya masih diberi kesempatan untuk menjalankannya di kota ini dan memeberikan penyuluhan lagi tentang pentingnya hidup sehat kepada mereka.

Minggu, 14 Agustus 2011

Kenali dan Cegah Homoseksual Sejak Dini


Seiring perkembangan zaman, istilah homoseksual telah menjadi hal yang sering terdengar di telinga masyarakat. Homoseksual sebenarnya sudah ada sebelum abad ke-21. Hingga saat ini keberadaan homoseksual pun terus berkembang, bahkan beberapa negara di Eropa dan Amerika melegalkan homoseksual. Di Indonesia, kasus homoseksual sudah mencapai angka yang cukup tinggi. Data statistik menyebutkan bahwa delapan sampai sepuluh  juta populasi pria di Indonesia pada suatu waktu pernah terlibat dalam pengalaman homoseksual. Lebih lanjut, informasi ilmiah lain menyebutkan bahwa setiap orang berpotensi menjadi seorang homoseksual. Akan tetapi, kecenderungan untuk menjadi homoseksual berbeda antara setiap individu. Selain itu, tingkat kecendrungan ini pun sangat kecil, sehingga sedikit orang yang merasakannya. Namun, bila kecendrungan itu membuat seseorang tertarik dan terangsang dengan sesama jenisnya, maka ia  disebut sebagai seorang homoseksual.
Ditinjau dari segi definisi, homoseksual diartikan sebagai suatu kelainan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan munculnya perilaku rasa suka terhadap orang lain yang memiliki kelamin sejenis. Pada laki-laki, homoseksual dikenal dengan nama gay, sedangkan pada perempuan dikenal dengan nama lesbi.
Berdasarkan jenisnya, penyebab homoseksual dibagi menjadi tiga tipe. Pertama adalah biogenik, yaitu homoseksual yang disebabkan oleh kelainan di otak atau kelainan susunan genetik. Kelainan biogenik sangat sulit untuk disembuhkan karena ini telah menjadi bagian dari eksistensi hidupnya. Tipe kedua adalah psikogenetik, yaitu kelainan yang disebabkan oleh kesalahan pola asuh. Kesalahan pola asuh yang dimaksud adalah ketidaktegasan orang tua dalam mengarahkan anak mereka sejak dini untuk berperilaku berdasarkan jenis kelaminnya. Hal ini dapat dilihat seperti adanya orang tua yang memberikan anak laki-laki mereka peralatan mainan anak perempuan, ataupun sebaliknya. Tipe ini juga sulit untuk disembuhkan karena ini merupakan bawaan yang diperoleh dari pengalaman hidupnya. Adapun tipe ketiga adalah sosiogenetik yang merupakan homoseksual yang disebabkan oleh faktor sosial dan budaya..
Selain ketiga faktor diatas, terdapat faktor lain yang mempengaruhi terjadinya homoseksual yaitu berupa faktor lingkungan yang merupakan faktor penyebab hubungan para pelaku homoseksual menjadi bertambah erat. Psikolog Bondan Seno Prasetyadi mengatakan bahwa  dalam lima tahun terakhir, homoseksual lebih disebabkan pada faktor lingkungan yang mendorong seseorang untuk berperilaku homoseksual yang dimulai dari pekerjaan, komunitas yang diikuti, hingga kejadian-kejadian traumatik. Di sisi lain, homoseksual yang disebabkan oleh sosiogenetik dan lingkungan dapat disembuhkan apabila penderita homoseksual memiliki keinginan yang kuat untuk menjauhi lingkungan tersebut.
Terlepas dari diterima atau tidaknya homoseksual di kalangan masyarakat, perlu diperhatikan bahwa fenomena ini berdampak negatif terutama dari segi kesehatan. Seorang homoseksual sangat berisiko mengidap HIV dan AIDS, penyakit kelamin seperti syphilis, kencing nanah, ataupun penyakit mental seperti depresi karena biasanya para kaum homoseksual memiliki rasa cemburu yang berlebihan dan selalu tidak puas dengan pelampiasan hawa nafsunya. Oleh karena itu, disinilah peran berbagai pihak, khusunya pihak yang bergerak di bidang kesehatan sangat dibutuhkan. Adanya fenomena homoseksual di tengah masyarakat menandakan bahwa masih terjadinya ketimpangan pada sisi kesehatan masyarakat, dalam hal ini upaya pencegahan sejak dini amat diperlukan. Tindakan pencegahan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri hal ini dikarenakan bahwa setiap orang memiliki potensi menjadi homoseksual, setelah itu baru dilakukan kepada orang lain khusunya mereka yang berpotensi menjadi homoseksul dikarenakan pengaruh lingkungan dan sosiogenetik.

Referensi:
Asteria. “Ancaman Perilaku Homoseksual”. http://www.inilah.com/read/detail/15225/ancaman-perilaku-homoseksual (11 Mei 2011)
Rianti, Denti. “Homoseksual, Tinjauan dari Perspektif Ilmiah.” http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/homoseksual_tinjauan_dari_perspektif_ilmiah/ (11 Mei 2011)